Catatan Masa Lalu Yang Terlupakan

Darimu, Aku Belajar Mengikhlaskan

Tidak ada komentar
Ada sesak saat melihatmu.
Ada pahit yang mengisi ketidakhadiranmu.
Ada luka yang tercipta saat tak bisa memilikimu.

Pernah kau berpikir mengapa sesuatu tidak di takdirkan untukmu?
Bersabarlah, mungkin sesuatu itu belum di takdirkan untukmu saat ini atau memang sesuatu itu bukan ditakdirkan untukmu.
Entah, kadang jatuh cinta sama menyakitkannya. 
Padahal, jatuh cinta harusnya membuatmu bahagia kan?

Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta.
Hanya saja kadang kita jatuh cinta pada orang atau waktu yang salah.
Lantas, haruskah kita menyalahkan dunia untuk itu?
Tidak.

Saat kau pergi, ada banyak yang akan kurindukan.
Aku akan merindukan senyumanmu.
Merindukan suaramu.
Merindukan teduh tatap matamu.
Dan yang akan paling aku rindukan adalah rambut kuncir kuda-mu yang aku yakin kau sendiri tidak pernah menyadari keindahkan akan itu.

Rasanya lucu bila mengingat bagaimana kita bertemu, pertama melihatmu di kegiatan kampus dan aku hanya berani mengagumimu tahun demi tahun berlalu.
Menatapmu dari jauh saja rasanya sudah menyenangkan, kala itu mengenalmu lebih jauh hanya angan.
Hingga, dunia bekerja dengan cara yang unik dari kekonyolan - kekonyolan dan bercandaan antar sahabat kita dipertemukan lagi dengan jarak yang lebih dekat, dengan sedikit kebohongan mereka meyakinkanmu. Setangkai bunga, sejabat tangan dan sebuah foto dengan senyuman. Sungguh, akan sulit rasanya melupakan malam itu.

Apakah itu mendekatkan kita? Rasanya, tanpa kesengajaan - kesengajaan mereka kita takan pernah bisa sedekat ini, setidaknya aku merasa jarak kita sudah jauh lebih dekat dibanding hanya sebagai orang asing. Walau, kadang aku masih merasa demikian.
Aku masih diriku dan tentu saja dirimu. Kita sering bercerita hampir semuanya tentang  dirimu, nampaknya kau tak begitu tertarik dengan cerita tentangku. Tak apa, percayalah aku menikmatinya.

Percayalah, sampai saat ini aku masih berharap menjadi yang kau andalkan, namun harapan tetaplah harapan. 
Nyatanya, dari berkirim pesan yang dulu mampu bersambung berhari-hari hingga kini yang tinggal ada disaat kau didapati sepi.
Sebegitu berisiknya kah caraku mencintaimu? Serisih itukah dirimu akan perasaanku? Hingga, kau harus membiarkan jarak ini semakin lama semakin menjauh? Entah, aku tak menemukan jawaban.

Apa kau kini sudah menemukan orang yang mampu mengisi hari-harimu? Setidaknya buat dunia atau minimal aku tahu. Karena ada seseorang yang masih berharap disini. Beritahu aku agar aku melupakan dan mengikhlaskan, setidaknya apapun alasan penolakan itu katakanlah.

 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

SIlahkan tinggalkan komentar