Catatan Masa Lalu Yang Terlupakan

Diantara Polusi Ibu Kota

Tidak ada komentar
Sudah lewat tengah malam saat aku mulai menulis kalimat pertama ini.
Rupanya sunyi masih sama, masih tanpa ada sapa dari dirimu yang entah kini sedang merindu siapa.

Rupanya aku masih mendabanya.

Kini tahun berlalu, kulihat kau sudah menemukan jalanmu, aku turut bahagia untuk itu. Lalu perasaannya? Entahlah, aku tidak ingin menerka-nerka pada siapa, hanya dari secuil berita yang kau bagikan dilinimasa.

Kadang aku bertanya, kapan semua ini akan bermuara. Menjadi titik awal bagimu dan mungkin akhir bagiku, setidaknya aku harus kembali mengosongkan residu perasaan yang ku biarkan, seolah-olah sengaja barangkali harapan itu ada. Padahal, aku tau betul, tak mungkin!

Oh! Ingatkan diriku untuk menyanyikan paling tida Seventeen atau mungkin Wedding dress untuk menghiasi linimasaku dihari yang kau sebut bahagia itu.

Kau tahu? Aku tiba-tiba saja ingin menulis ini semua karena sebuah lagu. Lagu yang pernah menjadi sebuah soundtrack drama korea. Coba tebak! Sekarang aku menikmati apa yang mungkin dulu atau bahkan sekarang masih kau gemari! Namun kita tidak pernah bisa untuk sekedar bertukar pesan bahkan hanya untuk sekedar berbagi rekomendasi. Pun begitu dengan lagu, aku yakin kau cukup sering mendengarkan solois yang kebetulan juga sampai ku buat playlistnya diantara daftar putarku. Anggap saja itu semua terkaan, karena aku sudah terdengar seperti seorang penguntit HA!

Ah saking asyiknya aku menulis sampai-sampai lupa tentang judul lagu yang membuatku ingin menulis ini semua.

Ya, A Poem Titled You. Selamat tidur.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

SIlahkan tinggalkan komentar